Saya sampai umur segini, masih sangat
suka nonton film kartun. Ada kesenangan tersendiri nonton film kartun.
Daripada nonton gosip-gosip pagi yang enggak jelas, saya mending nonton
film kartun. Tapi emang jaman sekarang, jumlah kartun yang ditayangkan
lebih sedikit dibanding jaman saya kecil dulu. Setiap pagi sebelum saya
berangkat kerja, saya selalu nonton Spongebob Squarepants. Ya, itu
adalah kartun yang paling saya suka, diikuti oleh Doraemon dalam urutan
kedua.
Kenapa saya suka Spongebob? Kartun ini diam-diam memiliki makna yang
cukup dalam dalam setiap cerita yang disuguhkan. Dari yang simpel,
sampai hal yang mewakili dunia jaman sekarang. Hal yang simpel itu
seperti hubungan antara tokoh-tokoh utama dalam kartun ini, yaitu
Spongebob, Squidward, Patrick, Sandy dan Tuan Krab. Spongebob yang
pintar, rajin dan selalu berpikiran positif berteman dengan Patrick yang
bisa dibilang bodoh dan pemalas, tapi setia. Spongebob yang pintar
tidak pernah sama sekali mengatai Patrick ataupun merendahkannya. Bahkan
Spongebon seringkali bertingkah bodoh/konyol bersama dengan sahabatnya
Patrick.Squidward,yang jutek, angkuh, sombong, tapi sangat menyukai seni. Dia suka main musik, melukis, kadang membuat patung. Squidward ini walaupun tampak seperti sangat enggak suka sama Spongebob dan Patrick, tapi dia diam-diam memeperhatikan dan sayang sama mereka. Sandy, yang sangat jenius dan pintar dalam berbagai hal, mau berteman dengan Spongebob dan Patrick yang suka melakukan hal konyol. Dan Tuan Krab, bos Spongebob & Squidward yang sangat gila uang dan cukup tegas dengan mereka berdua. Tapi, Tuan Krab memiliki hati yang baik dan cukup perhatian dengan karyawannya.
Satu case yang sangat menarik perhatian saya dalam cerita Spongebob Squarepants adalah, tentang konflik antara restoran Krabby Patty milik Tuan Krab dan Chum Bucket milik Plankton. Chum Bucket yang enggak laku-laku, iri dengan kesuksesan Krabby Patty. Beberapa kali, Plankton berusaha mencuri resep rahasia Krabby Patty, dari cara yang halus, sampai “hard power”. Dan Spongebob, Tuan Krab, juga Squidward selalu berhasil melindungi resep rahasianya. Hal ini sama dengan situasi jaman sekarang, dengan menjamurnya restoran-restoran cepat saji. Satu sama lain mencoba meniru kesuksesan restoran yang lain dengan mencoba membuat menu yang serupa, tapi rasanya tetap enggak sama. Saya yakin, dalam kenyataannya, praktek pencurian resep atau juga memata-matai dapur orang itu sering terjadi dalam kompetisi bisnis yang begitu ketat. Dan kartun Spongebob cukup memberikan gambaran mengenai hal itu dengan dibungkus begitu apik.
Case lainnya adalah, ketika cerita dimana Spongebob dan Squidward mogok kerja karena digaji begitu rendah oleh Tuan Krab, padahal mereka sudah bekerja cukup lama disana tapi tidak pernah mengalami kenaikan gaji, karena sosok Tuan Krab yang gila uang. Spongebob yang polos dan selalu berpikiran positif, malah dengan muka riang melakukan mogok kerja. Dia tidak benar-benar mengerti apa itu mogok kerja. Dia hanya melakukan itu, karena disuruh oleh Squidward, dengan orasi-orasi yang sudah diajarkan oleh Squidward. Pertama, hal itu sangat mewakili keadaan dunia saat ini dimana banyak sekali perusahaan-perusahaan yang membayar karyawannya dengan sangat rendah, meskipun sudah mengabdi lama pada perusahaan itu. Bisa dilihat, bahwa banyak sekali aksi mogok kerja terjadi akhir-akhir ini. Dan, sosok spongebob yang enggak benar-benar mengerti apa itu mogok kerja saya yakin juga ada pada kehidupan nyata, dimana ada masyarakat yang hanya sekadar ikut-ikutan beraksi dan berorasi, hanya mengikuti perintah suatu pihak tertentu.
Cerita unik lainnya adalah ketika Tuan Krab beralih bisnis dari bisnis restoran menjadi bisnis koran yang saya lupa namanya, karena Tuan Krab menganggap bahwa bisnis ini sangat menguntungkan. Hanya bermodalkan kertas, bisa ‘mencetak’ uang begitu banyak. Spongebob dijadikan sebagai wartawan untuk mengisi kolom-kolom berita dalam koran. Pertama kalinya, spongebob menjadikan sosok Patrick yang sedang memperhatikan sebuah tiang sebagai cover story. Ketika mengetahui korannya belum laris, Tuan Krab langsung memeriksa berita yang dibuat Spongebob. Dan, Tuan Krab marah ketika melihat cover story yang dianggap sangat tidak bermutu. Tuan Krab bilang, “Spongebob! Siapa yang tertarik dengan berita ini?! Lebih baik kamu tulis, ‘Patrick yang menikahi tiang’, itu akan lebih menarik!”. Sejak itu, Tuan Krab menyuruh Spongebob untuk menulis berita picisan, yang dilebih-lebihkan, yang kontroversial, supaya korannya laku keras.
Spongebob pada awalnya menolak, karena dia enggak mau nulis berita bohong. Tapi karena dipaksa, akhirnya Spongebob mau juga. Dia tulis kebohongan-kebohongan dan berita yang sangat picisan. Memang korannya laku keras. Tapi pada suatu saat, Spongebob melihat dengan mata kepalanya sendiri, bahwa orang yang dia tulis dalam korannya menjadi sangat sengsara karena tulisannya, dan saat itu juga Spongebob merasa sangat sedih. Akhirnya, Spongebob memutuskan untuk menulis cover story yang berjudul kurang lebih seperti ini, “anak kecil yang dipekerjakan untuk menulis berita picisan”, dengan foto spongebob yang sedang mengetik dan tuan krab yang sedang menyuruhnya. Dan seluruh warga Bikini Bottom marah besar. Hal seperti itu juga menurut saya ada dalam dunia nyata, dimana banyak media yang doyan menampilkan berita picisan, yang kontroversial, padahal benar atau tidaknya itu berita ya enggak tau, demi mengangkat rating. Terutama nih, acara gosip. Btw, saya muak dengan berita Eyang Subur setiap hari.
Itulah kenapa saya suka nonton Spongebob, karena selain lucu, ada pesan yang ingin disampaikan dibalik cerita lucu dan konyol itu. Hihi.
Selamat sore,
Sita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar