Breaking News

Jumat, 19 September 2014

Keajaiban Itu Ada

Setengah dinding terbuat dari batu bata merah. Setengah lagi terbuat dari tepas, bambu yang diukir seperti anyaman tikar. Daun rumbia pun menjadi pelindungnya. Terkadang ketika hujan turun, rintik hujan itu dapat menembus daun rumbia sehingga aku harus menampung air hujan itu dengan ember.
Tanaman padi di belakang rumah adalah satu-satunya harapan aku untuk menahan lapar. Aku adalah anak piatu. Ibuku meninggalkanku ketika aku keluar dari rahimnya. Akulah yang menggantikan ibu di rumah. seperti memasak. Aku beruntung masih ada ayah yang selalu menemaniku walau kondisi ekonominya hanya bisa untuk bertahan hidup. Ayah memang tidak mampu menyekolahkanku. Tapi, ayah selalu menjadi guruku. Ayah mengajariku untuk bersabar, membaca Al – Qur’an, menulis, berdoa, serta tidak lupa untuk sholat lima waktu.
Disaat aku mulai dewasa, tepatnya menyambut bulan ramadhan, ayah meninggal. Aku masih mengingat kata-kata terakhir dari ayah.
“Nak, percaya keajaiban itu ada”
Sebulan kepergian ayah, seorang ustad dari perkotaan memberikan formulir perlombaan membaca Al – Qur’an ke padaku. Ustad itu berkata lombanya adalah pagi hari esok. Aku bingung bagaimana caranya aku bisa menempuh perjalanan menuju kota dengan cepat.
Keesokan paginya aku mencoba menempuh perjalanan ke perkotaan memakai sepeda tua ayah. Aku terus mendayung lebih cepat, waktu hanya tersisa lima menit lagi. Aku menangis seraya mengingat perkataan terakhir dari ayah sebelum meninggal.
“Ya allah beri aku keajaibanmu” Teriakku mendayung sepeda lebih cepat. Tiba-tiba sepeda tua ayah yang aku gunakan untuk menempuh perjalanan menuju kota, terbang secepat cahaya. Akhirnya aku tiba di perlombaan tepat waktu. Bukan hanya sepeda tua ayah yang terbang yang saat itu membuatku bahagia. Kemenangan yang kuraih disaat itu lebih membuatku bahagia.
Piagam penghargaan serta beasiswa sekolah gratis pun menjadi hadiahku. Ayah benar keajaiban itu ada. Akhirnya aku dapat bersekolah.
Walau aku sudah bersekolah, aku juga tidak akan pernah melupakan ajaran ayah dan akan menjaga sepeda tua ayah.
SELESAI

Oleh :
Nama: Sindi Violinda
Alamat: Jl. Marindal 1 Gg. Family pasar 5 No.11 Medan – Sumatera Utara 20361
Email: sindi.violinda[-at-]yahoo.com
Twitter: @xiundong

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By